Latest News

Thursday, May 26, 2016

Teman Ahok" Targetkan 1 Juta Data KTP Terkumpul Sebelum Ramadhan

"Teman Ahok" menggelar acara syukuran atas tercapainya batas suara minimal untuk calon independen di Markas Teman Ahok, Komplek Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (11/4/2016).

Teman Ahok" Targetkan 1 Juta Data KTP Terkumpul Sebelum Ramadhan

 Juru bicara "Teman Ahok", Amalia Ayuningtyas, mengatakan, pihaknya memiliki target pengumpulan 1 juta fotokopi KTP dukungan bagi pencalonan Basuki Tjahaja Purnama-Heru Budi Hartono untuk maju lewat jalur independen dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 sebelum Ramadhan 2016 ini.
"Teman Ahok penginnya secepat mungkin pengumpulan KTP itu selesai. Apalagi kalau mengingat sebentar lagi puasa, kan kasihan juga kalau teman-teman di lapangan harus puasa sambilngumpulin KTP," kata Amalia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/5/2016).
Karena itu, Teman Ahok yang merupakan kelompok pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menargetkan 1 juta data KTP itu dapat terkumpul pada akhir Mei ini. Namun, Amalia mengatakan, Teman Ahok tidak akan memaksakan target tersebut.
"Artinya target ambisius aja sih, cuma kalau timeline KPUD-nya sendiri kan pengumpulan itu sekitar awal atau pertengahan Agustus. Jadi kami sebenarnya masih punya waktu katakanlah sampai akhir Juli untuk pengumpulannya," katanya.
Setelah target 1 juta KTP terkumpul, Teman Ahok akan mengerjakan proses selanjutnya, seperti mengelompokkan formulir per kelurahan plus memberian materai.
"Jadi nanti ketika proses pengumpulan KTP (sebanyak satu juta selesai, ya kami tinggal lanjutin proses selanjutnya aja. Kayak misalnya yang soft file dipercepat, yang database dipercepat. Sama nanti kan di akhir, sebelum kami serahkan ke KPUD itu kan harus digandakan," papar Amalia.
Meski begitu, kata Amalia, pengerjaan seperti input database dan pengarsipan data KTP sudah mulai dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data KTP dukungan.
"Kalau sekarang ini yang kami lakukan kan berjalan paralel. Pengumpulan KTP-nya jalan, men-softfile-kan formulir kami juga jalan, terus juga yang input database juga jalan, sama yang mengarsip juga jalan," tutur dia.
Hingga Jumat ini, Teman Ahok telah mengumpulkan 809.123 salinan KTP dukungan untuk Ahok-Heru. Jumlah tersebut telah melampaui jumlah pengumpulan KTP dengan formulir lama tanpa nama bakal calon wakil gubernur yang tidak dilanjutkan sejak Maret, yakni 784.977.
JAKARTA, KOMPAS.com

Jika Ahok atau Heru Jadi Tersangka...

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu hal yang dapat menjegal pencalonan kandidat bakal calon gubernur pada pemilihan kepala daerah (pilkada) adalah jika kandidat tersebut sedang tersangkut masalah hukum.
Tak terkecuali bagi pasangan kandidat Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) dan Heru Budi Hartono.
Seperti diketahui, baik Ahok maupun Heru pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus hukum, yakni kasus dugaan suap pembahasan raperda reklamasi Teluk Jakarta.
Ahok juga pernah dimintai keterangan terkait penyelidikan pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.
Kendati demikian, menurut mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Gusti Putu Artha, kasus hukum tidak serta-merta membatalkan pencalonan kepala daerah.
Ia mengatakan, pencalonan kepala daerah tidak gugur apabila sang calon ditetapkan sebagai tersangka.
"Artinya, buruk kata, hari ini pun misalnya atau besok ketika verifikasi, keduanya jadi tersangka, itu tidak menggugurkan pencalonan. Proses itu tetap bisa berjalan," kata Putu Artha kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada, kata dia, seseorang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan sebagai calon ketika pernah dipidana dengan ancaman hukuman lima tahun dan sudah berkekuatan hukum tetap atau inkracht.
"Nah, artinya ketika bicara soal isu Sumber Waras atau reklamasi, show must go on, jalan saja. Kemudian itu memengaruhi proses elektabilitas, itu soal lain," kata Putu yang kini bergabung dengan relawan Teman Ahok itu. 
Hanya saja, lanjut dia, hal tersebut menjadi masalah jika kasus itu berkekuatan hukum tetap sebelum pelantikan kepala daerah terpilih.
Seorang kepala daerah yang terlibat kasus tersebut akan tetap dilantik untuk kemudian diganti setelah pelantikan.
Terkait pencalonan Ahok-Heru, ia mengimbau rekan-rekannya yang tergabung dalam Teman Ahok untuk tetap bekerja seperti biasanya, tanpa memedulikan hiruk pikuk yang terjadi di luar.
"Sekali lagi, saya tidak ada urusan dengan Ahok. Saya sedang membantu teman-teman membangun sistem dan nilai yang selama ini hilang di republik ini, dan kami jadi bagian bersama-sama mencatat sejarah di republik ini," kata Putu.

Sandiaga: Saya Sudah Prediksi, Partai Akan Suport Ahok

Bakal calon gubernur DKI Jakarta,Sandiaga Uno, mengaku semakin semangat melakukan sosialisasi setelah mendengar kabar Ahok bertemu dengan Ketua Umum baru Partai GolkarSetya Novanto.
"Saya justru lebih semangat mendengar bahwa benar partai-partai politik akan merapat ke Pak Gubernur, jadi enggak perseorangan," ujar Sandiaga di Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Sandiaga sejak awal yakin bahwa Ahok tetap membutuhkan dukungan partai politik meskipun ia memutuskan untuk ikut pilkada melalui jalur independen.
Dua partai politik yang telah menyatakan dukungannya untuk Ahok adalah Nasdem dan Hanura.
"Saya sudah prediksi dari pertama bahwa partai akan suport beliau karena untuk membangun Jakarta ke depan dia harus merangkul Kebon Sirih (DPRD)," ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, komunikasi yang harmonis dan dukungan yang solid harus terjalin antara pemerintah dan wakil rakyatnya. Dengan demikian, kerja sama kedua belah pihak akan berjalan lancar.
Sandiaga pun menilai langkah Ahok mendekati elite partai sudah tepat. "Jadi itu langkah yang sangat jitu dan strategis oleh Pak Gubernur Basuki untuk merangkul Golkar, dan itu menjadi suatu hal yang sangat menarik," ujar Sandiaga.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui bahwa dia bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, pekan lalu.
Namun, dia mengatakan, pertemuan itu hanya merupakan kumpul-kumpul biasa. Ahok mengaku mendapatkan dukungan dari beberapa kader Golkar secara pribadi. Namun, dukungan itu belum final mewakili partai.
"Kalau teman-teman secara pribadi dari dulu sudah dukung. Yang anak muda datang berapa kali, dukung kok, termasuk DPR. Namun, kalau partai kan mesti ada proses," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (23/5/2016).

No comments:

Post a Comment