"Di luar prestasinya sekarang ini, apa
sebenarnya kelebihan seorang Ahok ?"
Diskusi gayeng tentang peta politik menuju Pilgub DKI, menambah asik ketika cangkir-cangkir kopi dihadirkan. Diskusi dengan orang-orang cerdas dan berwawasan luas memang mengasyikkan, tidak ngotot dan menerima pendapat-pendapat dgn wawasan terbuka.
"Kelebihan Ahok adalah smart campaign-nya, kampanye pintar. Ahok tidak pernah memainkan iklan dalam mengampanyekan dirinya. Ia lebih fokus pada "story telling", bercerita tentang apa yg dilakukannya, apa yg dikerjakannya dan semua itu berjalan dengan pro dan kontra. Ia mahir memainkan manajemen konflik di masyarakat dengan memanfaatkan dirinya yang memang kontroversial.."
Asap rokok mengepul di ruangan yang separuh terbuka.
"Ahok paham bahwa media yang sekarang berkembang adalah media online, terutama media sosial. Maka ia bermain disana. Promosi dalam bentuk iklan sudah basi. Masyarakat sudah menolak doktrin sepihak yang di paksakan. Orang lebih senang memilih berita yang sesuai dengan akalnya memilih, bukan yang disodorkan. Karena itu ia memainkannya dgn baik, bermula dari pertarungannya dengam DPRD DKI.."
"Ahok tidak bermain di ranah pencitraan, yang sudah membuat muak sampai muntah banyak orang karena selama 10 tahun selalu diputarkan telenovela. Ia bermain menjadi dirinya sendiri. Mengikuti perjalanan apa yang dilakukan Ahok, seperti naik roller coaster, kadang miris, kadang senang, kadang was-was dan orang disuguhkan pertunjukan yang tidak biasa..."
Aku menyimak sambil menuangkan kopi kedua...
"Karena terus mengamati apa yang dilakukan Ahok, maka secara tidak sadar di benak kita tertancap kuat brand Ahok. Bayangkan tiap hari ada saja yang membicarakan Ahok, baik dr sisi positif maupun negatif. Si Hari Tanoe yang masih jadul ajah cara kampanyenya harus mengakui bahwa di kalangan orang bawah ia di kenal sebagai Ahok. Dia yang kampanye, Ahok yang dapat nama..."
"Baru kita paham bahwa pembentukan brand itu sejatinya tidak mahal, asal mampu memainkannya dengan cantik Di dunia media sosial memang yang menang adalah siapa yang mampu melakukan propaganda dgn kuat, baik yang buruk ataupun yang jahat. Tapi di dunia yg sudah berubah ini, si jahat pasti langsung kelihatan..."
Temanku mengakhiri ceritanya dengan menyeruput kopinya, dan menutupnya dengan manis...
"Tidak penting apakah Ahok benar atau salah, bukan itu masalah mendasarnya.. Tetapi seberapa mampu ia mempertahankan kebenaran dan kesalahannya dengan gocekan ala Lionel Messy... Maka, ia pasti mendapat simpati.. Ini yang tidak dipunyai lawan-lawan Ahok yang masih butut-buntut cara berfikir apalagi kampanyenya... Mereka produk lama, sedangkan Ahok masih gres cara berfikirnya... Ahok itu sudah 4G..
Jadi sorry aja, Ahok masih seng ada lawan..."
Sebungkus rokok habis sudah, saatnya mengakhir diskusi.
Oleh: Denny Siregar
http://www.catatankecebong.com/2016/05/smart-campaign-ala-ahok.html
No comments:
Post a Comment