Latest News

Sunday, March 20, 2016

Jokowi Beking Penuh Ahok, Rencana DPR Gagal Total, dan "Kodok" pun Tertawa

Jokowi Beking Penuh Ahok, Rencana DPR Gagal Total, dan "Kodok" pun Tertawa
Jokowi Beking Penuh Ahok, Rencana DPR Gagal Total, dan "Kodok" pun Tertawa


Anggota DPR di Senayan sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR. Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar sejak Ahok memimpin DKI Jakarta. Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara. Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan berlawanan dengan akal sehat ini. Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan rakyat. Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi. Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok. Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR. Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar sejak Ahok memimpin DKI Jakarta. Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara. Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan berlawanan dengan akal sehat ini. Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan rakyat. Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi. Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok. Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR. Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar sejak Ahok memimpin DKI Jakarta. 

Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri sebagai lembaga negara. 

Namun rencana pemanggilan DPR terhadap Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara. Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin langkadi Indonesia. 

Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan berlawanan dengan akal sehat ini. 

Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana merevisi UU Pilkada. 

Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan rakyat. Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. 

DPR Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi. Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat merevisi UU Pilkada. 

Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok. Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan transparan. 

Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta.


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d

http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d


Hot: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/apa-salah-zaskia-gotik_56e93ecb3393739d2b1f3c90 Hot: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/sby-gagal-paham-lagi-terus-bernyanyi-apa-salah-jokowi_56e5282e5193731d13f3a824

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR. Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar sejak Ahok memimpin DKI Jakarta. Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara. Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan berlawanan dengan akal sehat ini. Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan rakyat. Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi. Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok. Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR. Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar sejak Ahok memimpin DKI Jakarta. Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara. Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan berlawanan dengan akal sehat ini. Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan rakyat. Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi. Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok. Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta. Baca juga: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/zaskia-gotik-hina-lambang-negara-dan-inilah-yang-tak-dipahami-banyak-orang_56ecd08e50937335057958de Hot: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/apa-salah-zaskia-gotik_56e93ecb3393739d2b1f3c90 Hot: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/sby-gagal-paham-lagi-terus-bernyanyi-apa-salah-jokowi_56e5282e5193731d13f3a824

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR. Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar sejak Ahok memimpin DKI Jakarta. Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara. Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan berlawanan dengan akal sehat ini. Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan rakyat. Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi. Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok. Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta. Baca juga: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/zaskia-gotik-hina-lambang-negara-dan-inilah-yang-tak-dipahami-banyak-orang_56ecd08e50937335057958de Hot: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/apa-salah-zaskia-gotik_56e93ecb3393739d2b1f3c90 Hot: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/sby-gagal-paham-lagi-terus-bernyanyi-apa-salah-jokowi_56e5282e5193731d13f3a824

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d

6 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Jokowi dan Ahok memang pemimpin fenomenal, smoga negeri ini banyak jokowiatau ahok biarnegara cepat makmur

    ReplyDelete
  3. Jokowi dan Ahok memang pemimpin fenomenal, smoga negeri ini banyak jokowiatau ahok biarnegara cepat makmur

    ReplyDelete
  4. mantap saya dukung penuh pak ahok

    ReplyDelete
  5. Apakah DPR itu gak sadar, bahwa di negeri ini sangat besar kekuatan rakyat. Gara gara kekuatan rakyat, kerusuhan mei 1998 terjadi dan melengserkan presiden soeharto.
    Hati hati bagi para anggota dpr yg nota bene pilihan rakyat, tapi mengobok obok pemimpin pilihan rakyat. Jangan sampai rakyat bertindak, oleh karena sudah terlalu MUAK dengan keserakahan dan otak otak kotornya.

    ReplyDelete