Jokowi Beking Penuh Ahok, Rencana DPR Gagal Total, dan "Kodok" pun Tertawa
Anggota DPR di Senayan
sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok
selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga
diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok
pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada
pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan
sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan
di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok
telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR.
Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar
sejak Ahok memimpin DKI Jakarta.
Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah
rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR
melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa
marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo
dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya
sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap
Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun
terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena
DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati
sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara.
Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR
yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak
ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok
hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta
seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki
Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin
langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga
ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya
meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban
Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan
penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan
berlawanan dengan akal sehat ini.
Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa
terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun
manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal
memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana
merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin
menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan
pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang
ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR
Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap
menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan
rakyat.
Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang
katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan
ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri
yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR
Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang
keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali
memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap
politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi
anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu
merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya
yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi.
Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar
akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden
adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin
linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang
bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat
merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam
Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut
Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang
perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya
calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin
tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau
karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak
menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok.
Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi
kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan
transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis
anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena
hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta
dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal
sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya
berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin
bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian
KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat
DKI Jakarta.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan
sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok
selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga
diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok
pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada
pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan
sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan
di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok
telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR.
Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar
sejak Ahok memimpin DKI Jakarta.
Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah
rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR
melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa
marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo
dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya
sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap
Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun
terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena
DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati
sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara.
Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR
yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak
ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok
hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta
seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki
Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin
langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga
ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya
meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban
Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan
penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan
berlawanan dengan akal sehat ini.
Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa
terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun
manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal
memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana
merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin
menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan
pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang
ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR
Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap
menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan
rakyat.
Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang
katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan
ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri
yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR
Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang
keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali
memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap
politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi
anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu
merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya
yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi.
Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar
akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden
adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin
linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang
bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat
merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam
Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut
Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang
perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya
calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin
tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau
karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak
menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok.
Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi
kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan
transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis
anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena
hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta
dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal
sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya
berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin
bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian
KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat
DKI Jakarta.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR. Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar sejak Ahok memimpin DKI Jakarta.
Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri sebagai lembaga negara.
Namun rencana pemanggilan DPR terhadap Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara. Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin langkadi Indonesia.
Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan berlawanan dengan akal sehat ini.
Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana merevisi UU Pilkada.
Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan rakyat. Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang.
DPR Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi. Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat merevisi UU Pilkada.
Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok. Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan transparan.
Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Hot: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/apa-salah-zaskia-gotik_56e93ecb3393739d2b1f3c90
Hot: http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/sby-gagal-paham-lagi-terus-bernyanyi-apa-salah-jokowi_56e5282e5193731d13f3a824
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan
sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok
selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga
diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok
pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada
pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan
sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan
di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok
telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR.
Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar
sejak Ahok memimpin DKI Jakarta.
Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah
rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR
melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa
marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo
dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya
sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap
Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun
terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena
DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati
sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara.
Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR
yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak
ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok
hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta
seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki
Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin
langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga
ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya
meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban
Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan
penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan
berlawanan dengan akal sehat ini.
Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa
terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun
manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal
memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana
merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin
menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan
pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang
ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR
Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap
menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan
rakyat.
Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang
katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan
ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri
yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR
Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang
keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali
memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap
politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi
anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu
merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya
yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi.
Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar
akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden
adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin
linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang
bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat
merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam
Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut
Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang
perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya
calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin
tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau
karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak
menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok.
Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi
kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan
transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis
anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena
hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta
dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal
sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya
berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin
bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian
KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat
DKI Jakarta.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan
sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok
selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga
diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok
pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada
pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan
sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan
di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok
telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR.
Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar
sejak Ahok memimpin DKI Jakarta.
Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah
rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR
melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa
marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo
dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya
sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap
Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun
terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena
DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati
sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara.
Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR
yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak
ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok
hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta
seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki
Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin
langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga
ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya
meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban
Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan
penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan
berlawanan dengan akal sehat ini.
Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa
terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun
manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal
memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana
merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin
menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan
pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang
ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR
Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap
menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan
rakyat.
Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang
katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan
ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri
yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR
Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang
keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali
memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap
politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi
anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu
merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya
yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi.
Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar
akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden
adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin
linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang
bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat
merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam
Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut
Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang
perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya
calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin
tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau
karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak
menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok.
Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi
kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan
transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis
anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena
hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta
dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal
sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya
berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin
bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian
KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat
DKI Jakarta.
Baca juga:
http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/zaskia-gotik-hina-lambang-negara-dan-inilah-yang-tak-dipahami-banyak-orang_56ecd08e50937335057958de
Hot:
http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/apa-salah-zaskia-gotik_56e93ecb3393739d2b1f3c90
Hot:
http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/sby-gagal-paham-lagi-terus-bernyanyi-apa-salah-jokowi_56e5282e5193731d13f3a824
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d
Anggota DPR di Senayan
sungguh bosan, marah, muak dan tersinggung dengan ucapan-ucapan Ahok
selama ini. Kata-kata Ahok yang menyebut mereka belagu membuat harga
diri mereka seolah-olah direndahkan harkat dan martabatnya. Karena Ahok
pula, anggota DPR sudah tak punya harga diri lagi sehingga tak ada
pilihan lain selain muak dengan Ahok. Mereka sungguh tidak terima dengan
sikap Ahok yang selama ini terkesan berhasil membuat segala permainan
di lingkungan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta terbongkar habis. Ahok
telah membongkar habis semuanya dan itu yang tidak disenangi oleh DPR.
Kepentingan saudara kandung DPR, DPRD DKI pun sudah habis terbongkar
sejak Ahok memimpin DKI Jakarta.
Berbagai cara gila pun akan dilakukan oleh DPR, salah satunya adalah
rencana DPR memanggil Ahok terkait penertiban Kalijodo yang dianggap DPR
melanggar HAM. Tentu rencana pemanggilan Ahok ini membuat rakyat bisa
marah karena tak ada relevansinya sama sekali pembongkaran Kalijodo
dengan DPR Senayan. DPR pun tak segan-segan mempermalukan dirinya
sendiri sebagai lembaga negara. Namun rencana pemanggilan DPR terhadap
Ahok ibarat kata bisa membuat kodok tertawa terbahak-bahak, burung pun
terus bernyanyi, dan penguin pun terus menarinari di atas salju. Karena
DPR sungguh kacau balau, kehabisan pikiran dan daya nalarnya sudah mati
sehingga makin memalukan DPR sebagai lembaga negara.
Daya nalar DPR Senayan sudah mati dan ini sesungguhnya membuat citra DPR
yang selama ini dikenal sangat bobrok, hancur, buruk dan sudah tidak
ketoolongan lagi pun makin tersigmasisasi. Yang berhak memanggil Ahok
hanyalah DPRD DKI Jakarta tetapi yang terjadi justru DPRD DKI Jakarta
seolah sudah mati ketakutan berhadapan dengan ketegasan sosok Basuki
Thajaya Purnama atau Ahok yang memang masuk kategori salah satu pemimpin
langkadi Indonesia. Ketidakberanian dan kecemasan bahkan hingga
ketakutan yang terus menghantui anggota DPRD DKI Jakarta membuatnya
meminta tolong dengan DPR Senayan agar memanggil Ahok terkait penertiban
Kalijodo, tetapi sekali lagi kodok pun akan tertawa terbaka-bahak dan
penguin pun makin bergoyang-goyang melihat rencana gila, aneh dan
berlawanan dengan akal sehat ini.
Terlepas dari rencana pemanggilan Ahok yang bisa membuat kodok tertawa
terbahak-bahak, penguin bergoyang-goyang bahkan bisa monyet pun
manari-nari, DPR ternyata makin ketakutan. Ketakutan karena pasti gagal
memanggil Ahok terkait Kalijido sehingga DPR Senayan pun berencana
merevisi UU Pilkada. Nah, Rencana merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat syarat bagi calon perseorangan/independen pun makin
menguatkan anggapan bahwa saat ini anggota DPR Senayan sudah kehabisan
pikiran dan makin ngaco tak ketolongan. Persis saat ini DPR sedang
ketakutan jika melihat Ahok kembali memimpin DKI Jakarta. Bagi DPR
Senayan termasuk DPRD DKI Jakarta, Ahok ibarat hantu yang siap
menghantui DPR/DPRD DKI Jakarta apabila mau macam-macam soal urusan
rakyat.
Namun rencana busuk, gila dan jahat para anggota DPR Senayan yang
katanya terhormat itu bisa gagal total setelah Jokowi dengan
ketegasannya menyemprot habis DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri
yang tiba-tiba bernafsu ingin merevisi UU Pilkada dengan tujuan
memperberat langkah Ahok pada Pilkada serentak 2017 mendatang. DPR
Senayan memang sudah sangat keterlaluan, karena berani menentang
keinginan masyarakat Ibu Kota yang memang menginginkan Ahok kembali
memimpin Ibu Kota. Permintaan Jokowi agar jangan ada perangkap-perangkap
politik pun langsung menjadi pukulan yang sangat amat telak bagi
anggota DPR Senayan khususnya Komisi Dalam Negeri yang paling bernafsu
merevisi UU Pilkada. Nafsunya pun sudah tak tertahankan ibarat birahinya
yang sudah naik karena nafsunya sudah tidak terbendung lagi.
Lalu kemudian anggoat DPR Senayan Komisi Dalam Negeri pun mendadak sadar
akibat semprotan Jokowi. Merevisi tanpa adanya persetujuan Presiden
adalah sia-sia dan makin mempermalukan lembaga negara ini. Dan DPR makin
linglung, makin pusing tujuh keliling memikirkan cara apa lagi yang
bisa digunakan dalam waktu yang sangat cepat bahkan singkat untuk dapat
merevisi UU Pilkada. Praktis saja anggoat DPR Senayan Komisi Dalam
Negeri langsung terganggu kondisi psikologinya akibat semprotan maut
Jokowi yang dengan tegas meminta agar DPR Senayan agar jangan memasang
perangkap-perangkap politik dan jangan pula memperberat syarat majunya
calon independen. Tentu pikiran anggota Komisi Dalam Negeri DPR makin
tidak karuan, makin kacau balau, dan sekarang pun diyakini sedang galau
karena dipastikan revisi UU Pilkada akan gagal total karena Jokowi tidak
menginginkan ada perangkap politik untuk Ahok. Jokowi membekingi Ahok.
Jokowi tak ingin keputusan gila DPR ingin merevisi bisa membuat Jokowi
kehilangan tandemnya dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan
transparan. Pukulan telak Jokowi yang tepat mennganggu total psikologis
anggota DPR pun langsung disambut riang-gembira, persta-ria karena
hampir bisa dipastikan Jokowi berhasil menyelamatkan nasib DKI Jakarta
dari ancaman para pembegal dari berbagai macam jenis yang bisa dibegal
sebagaimana anggota DPR DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta yang sebelumnya
berhasil membegal anggaran di DKI Jakarta. Warga DKI pun makin
bersemangat untuk datang berbodong-bondong untuk menyerahkan fotocopian
KTP-nya untuk pasangan Ahok-Heru yang sudah menjadi pilihan masyarakat
DKI Jakarta.
Baca juga:
http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/zaskia-gotik-hina-lambang-negara-dan-inilah-yang-tak-dipahami-banyak-orang_56ecd08e50937335057958de
Hot:
http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/apa-salah-zaskia-gotik_56e93ecb3393739d2b1f3c90
Hot:
http://m.kompasiana.com/rickyvinandooo/sby-gagal-paham-lagi-terus-bernyanyi-apa-salah-jokowi_56e5282e5193731d13f3a824
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/jokowi-beking-penuh-ahok-rencana-dpr-gagal-total-dan-kodok-pun-tertawa_56ea21bdb893739f09264c0d