Latest News

Friday, June 19, 2015

Kritik Kostum Militer Presiden, Relawan: Cara Berpikir Nashidik Sesat

Presiden Joko Widodo

Kritik Kostum Militer Presiden, Relawan: Cara Berpikir Nashidik Sesat

Jakarta - Juru bicara Partai Demokrat Rachland Nashidik mengkritik Presiden Joko Widodo yang mengenakan pakaian militer saat bertemu Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta. Nashidik menilai penampilan Presiden Jokowi memalukan dan menggelikan.

Kritikan Nashidik ini dikecam oleh Ketua Umum Kebangkitan Indonesia Baru (KIB) Reinhard Parapat. Dia menilai cara berpikir Nashidik sesat dan tak beralasan.

Menurut Reinhard, berpakaian militer itu bukan identik dengan "menggelikan dan mempermalukan Presiden" seperti yang dituduhkan Rachlan Nashidik, justru itu menjadi kebanggaan tersendiri di tubuh TNI, khususnya yang sedang berlelah-lelah dalam latihan perang.

"Kalau kita tanya kepada seluruh prajurit TNI, justru itu merupakan perhatian dan dukungan kepedulian penuh Presiden Joko Widodo kepada prajurit TNI yang sedang berlatih dan bertugas menjaga perbatasan di Tanah Air," ujar Reinhard dalam keterangan persnya yang diterima Beritasatu.com, Jumat (19/6).

Reinhard juga menilai berpakaian militer bukan berarti kurangnya kemampuan cara berpikirnya Presiden Joko Widodo sebagaimana yang dituduhkan Rachlan Nashidik.

Nashidik, katanya, sangat subjektif dan memperlihatkan pemikirannya yang dangkal dan sesat, meletakan dasar atas suatu analisa dari sebuh "kostum".

"Tapi bukan dalam konteks isi pandangan pemikiran Presiden soal bernegara, khususnya soal isu militer, ini aneh, sesat dan tidak mendidik, cenderung sangat subjektif," tandasnya.

Selain itu, lanjutnya, dengan berpakaian militer, Jokowi mau menunjukan tidak ada lagi dikotonomi (pertentangan) antara sipil dan militer, setelah reformasi tahun 1998, dwi Fungsi ABRI (sekarang TNI) telah dihapuskan, dan hukum positip sudah jelas dan tegas telah memisahakan peran sipil dan militer dalam bernegara.

"Jadi tidak ada lagi cara pandang sesat dan iseng Rachlan Nashidik untuk mencari popularitas atas sebuah bahan analisa kostum yang dikait-kaitkan dengan supremasi sipil dalam negara demokrasi, UU sudah tegas memisahakan antara sipil dan militer," terangnya.

Menurut Reinhard, tidak ada hubungan sebab dan akibat, ketika Presiden menggunakan seragam militer, dianggap menunjukkan betapa rendahnya penghargaan pada sejarah perjuangan demokrasi kita. Kata Reinhard, pikiran sesat Rachlan Nashidik atas sebuah analisa kostum yang tidak ada hubungan sebab dan akibat, dikaitkan dengan isu penghargaan pada sejarah perjuangan demokrasi justru memperlihatkan kebutaan beliau akan ketersesatan cara berpikir dirinya sendiri.

"Analisa atas kostum Presiden Joko Widodo, justru mencerminkan kedangkalan kualitas pengetahuan Rachlan Nashidik sebagai kader Partai Demokrat, beliau ternyata tidak mengerti perkembangan hukum, di kala demokrasi kita sudah berubah ke arah yang lebih baik," pungkasnya.

Yustinus Paat/PCN

Source : http://www.beritasatu.com/nasional/283885-kritik-kostum-militer-presiden-relawan-cara-berpikir-nashidik-sesat.html

No comments:

Post a Comment