Latest News

Thursday, November 21, 2013

Trik Murahan Mendiskreditkan Jokowi

13849737251169207178

Jokowi (foto kompas.com)   | 21 November 2013 | 01:56

Trik Murahan Mendiskreditkan 

Jokowi

Untuk sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) harus diakui termasuk kategori pemimpin yang berhasil. Perubahan yang dibuat Jokowi dan tandemnya A Hok dalam membenahi Jakarta, adalah fakta real dan memang dirasakan rakyat Jakarta dan disaksikan rakyat negeri ini pada umumnya. Intinya termasuk kategori yang luar biasa, apa yang telah dikerjakan Jokowi untuk perubahan Jakarta, meskipun masih tahap awal dan lebih kurang setahun kepemimpinan mereka. Soalnya selama puluhan tahun DKI Jakarta dipimpin gubernur-gubernur terdahulu, tanpa ada perubahan yang berarti. Setahun dipimpin Jokowi, ternyata hal yang tak terbayangkan dapat terwujud.

Awalnya banyak pihak yang meragukan Jokowi bisa berhasil memimpin propinsi yang menjadi ibukota republik tersebut. Soalnya DKI Jakarta jauh berbeda dengan propinsi lain bahkan berbeda dengan kota Solo yang pernah dipimpin Jokowi. Di Jakarta sejak lama telah tertanam kompleksitas persoalan, apalagi tingkat cuek masyarakat yang sangat tinggi, dan kerasnya resistensi terkait kebijakan pemerintah selama ini.

Yang menjadi nilai plus, ternyata Jokowi mampu memimpin Jakarta dengan gaya kepemimpinannya yang khas, yakni pendekatan langsung dengan warga. Ternyata gaya blusukan Jokowi sebagaimana diterapkannya sewaktu jadi Walikota Solo, juga sangat efektif diaplikasikannya ketika memimpin Jakarta. Blusukan yang dilakukan Jokowi tak hanya melihat kondisi wilayah ataupun sekedar mendengar keluhan warga ataupun melihat permasalahan yang ada ditengah-tengah masyarakat, tapi juga mampu memberikan solusi atas persoalan yang ada. Kebijakan Jokowi berhasil dijalankan, nyaris tanpa ada perlawanan yang berarti, pelaksanaannya juga tanpa kekerasan, karena dibarengi dengan pendekatan humanis dan adanya solusi dalam pelaksanaan kebijakan.
Berbagai aspek mengalami perubahan positif. Dan itu nyaris tak pernah terjadi di saat gubernur-gubernur sebelumnya memimpin Jakarta. Revolusi birokrasi berorientasipelayanan masyarakat terwujud secara nyata. Rekrutmen pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta berdasarkan nilai profesionalisme, dan salah satunya melalui kebijakan lelang jabatan adalah terbosan baru yang spektakuler. Selain efektif menghindari korupsi, kolusi dan nepotisme, lelang jabatan sangat efektif menempatkan PNS jadi pejabat yang bersih (good governance) dan benar-benar berstatus sebagai pengayom dan pelayan masyarakat, serta menjadi pejabat yang berpihak kepada kepentingan masyarakat, dan punya target melakukan perubahan.
Alokasi anggaran juga dilakukan secara efektif dan mengutamakan efesiensi. Penggunaan anggaran dilakukan secara transparan dan dapat diketahui dan diakses oleh publik. Bantuan sosial diarahkan kepada hal-hal yang bermakna, dan memang terarah untuk hal-hal yang bersifat sosial. Kerjasama dan komunikasi dengan lembaga penegak hukum juga digalang terkait pengawasan penggunaan anggaran. Hal itu dilakukan sebagai tindakan preventif untuk menghindari penyimpangan penggunaan anggaran dan terciptanya pemerintahan yang bersih (clean government)

Lokalisasi pedagang kaki lima di sejumlah tempat berjalan tanpa kendala berarti dan merupakan salah satu poin keberhasilan. Diantaranya lokalisasi pedagang kali lima di pasar Tanah Abang dan di Pasar Minggu. Relokasi pedagang kaki lima di sejumlah pasar lainnya juga kini dalam tahap penanganan. Lihat saja, di seputaran jalan Pasar Tanah Abang yang puluhan tahun terlihat menjamur ratusan pedagang kaki lima dan tak mampu ditertibkan dan direlokasi oleh gubernur-gubernur terdahulu, akhirnya tak tampak lagi dibawah kepemimpinan Jokowi.
Trotoar jalan diseputaran Pasar Tanah Abang kini bersih dari pedagang kaki lima yang seluruhnya berhasil direlokasi ke Blok G pasar Tanah Abang. Multi manfaat yang diraih yakni ratusan kios di Blok G Pasar Tanah Abang yang lama tak berisi akhirnya diisi oleh pedagang. Tak ada lagi pedagang kaki lima di kawasan pasar Tanah Abang. Lalu sejumlah kawasan di Tanah abang yang selama ini menjadi biang kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas pun tak terlihat lagi. Serta praktek pungli yang dilakukan preman terhadap pedagang kaki lima yang sudah berlangsung puluhan tahun tak terjadi lagi seiring berhasilnya relokasi padagang kaki.
Tak hanya sebatas itu Jokowi juga mampu memberikan solusi ketika PKL yang telah dipindahkan ke Bok G Pasar Tanah Abang, mengeluh karena sepinya pembeli. Rencana pemindahan pintu keluar Stasiun Kereta Api Tanah Abang kedepan Gedung Blok G Pasar Tanah Abang, dianggap merupakan solusi jitu dan disetujui PKL maupun pihak PT Kereta Api Indonesia. Tak hanya itu rencana panambahan jembatan yang menghubungkan semua Blok di Pasar Tanah Abang, dan pembuatan tangga eskalator juga telah menjadi rencana matang untuk meramaikan Gedung Blok G Pasar Tanah Abang.

Tak bisa dibantah relokasi PKL disejumlah tempat adalah perubahan nyata dan tak dipungkiri sebagai sebuah keberhasilan, kendati masih banyak lagi PKL yang rencananya akan direlokasi . Faktanyua itu tak terjadi dimasa kepemimpinan gubernur-gubernur DKI sebelumnya. Malah sebagian besar pedagang di Pasar Tanah Abang memberikan apresiasi dan mengakui hanya Jokowi satu-satunya Gubernur DKI yang bisa merombak Tanah Abang.
Keberhasilan yang tak kalah penting dan juga tak pernah terjadi dimasa kepemimpinan gubernur sebelumnya adalah program normalisasi sejumlah waduk dan kali yang ada di jakarta. Salah satunya keberhasilan normalisasi Waduk Pluit yang memang nyataterjadi. Sejumlah waduk lain yang sedang dalam proses normalisasi diperkirakan juga berhasil dilakukan Jokowi. Pendekatan dan solusi menjadi senjata ampuh Jokowi membuat normalisasi Waduk Pluit berjalan lancer. Warga yang bermukim di bantaran Waduk Pluit berhasil dieksoduskan Jokowi ke Rusunawa dengan baik tanpa ada protes yang berarti, sehingga pelebaran dan pengerukan Waduk Pluit dengan tujuan juga mengantisipasi banjir dapat berjalan dengan lancar. Dan wajah kawasan Waduk Pluit berubah total dari kondisi kumuh menjadi asri, dan di pinggiran Waduk Pluit telah tersulap menjadi jalur hijau.
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui Kartu Jakarta Sehat berhasil membuat sejumlah rumah sakit termasuk rumah sakit swasta, ikut berpartisipasi membuka pintu pelayanan bagi masyarakat miskin. Begitu juga Kartu Pintar yang diberikan kepada pelajar yang kurang mampu, membantu warga miskin mendapat pendidikan yang layak. Banyak lagi program dan kebijakan Jokowi yang terkatagori berhasil. Dan itu berjalan dalam waktu setahun kepemimpinannya. Awal kepemimpinan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang menampakkan hasil nyata dan berhasil merubah wajah Jakarta, tentu memberi rasa optimis bagi masyarakat khusunya masyarakat Jakarta bahwa program yang masih dan akan dijalankan Jokowi selanjutnya akan berjalan dengan baik.

Harus diakui bahwa masih banyak perkerjaan berat yang dihadapi Jokowi untuk perubahan Jakarta secara menyeluruh. Masih banyak pasar yang akan direvitalisasi, masih banyak pedagang kaki lima yang akan direlokasi dan masih banyak kali yang akan dinormalisasi, begitu juga persoalan kemacetan yang perlu dibenahi dan diatasi. Meskipun sejumlah perubahan yang dilakukan Jokowi mendapat segelintir perlawanan, namun pada umumnya publik menilai sangat positif dan memberikan apresiasi atas apa yang telah diperbuat Jokowi untuk Jakarta, dalam hitungan satu tahun kepemimpinannya. Penilaian positif itu tak hanya karena sejumlah perubahan drastis dan signifikan yang dibuat Jokowi untuk Jakarta, juga karena keyakinan masyarakat terhadap sosok Jokowi sebagai pemimpin yang benar-benar punya vested tulus membuat perubahan dan berpihak membela kepentingan rakyat, serta diyakini sebagai pemimpin yang bersih.

Sangat panjang, jika dirinci satu per satu apa saja perubahan yang telah dilakukan Jokowi di DKI Jakarta. Pastinya perubahan itu memang nyata terjadi, dan Jokowi tampaknya tetap konsisten melakukan perubahan selanjutnya secara bertahap. Pun demikian dibalik sejumlah keberhasilan Jokowi, segelintir kalangan tanpa rasa malu tetap tak mengakui keberhasilan Jokowi memimpin Jakarta. Malah terkesan disengaja mencari celah untuk mendiskreditkan Jokowi.

Banyaknya desakan dan besarnya gelombang dukungan kepada Jokowi untuk jadi Calon Presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2014, tentu menjadi salah satu sebab pendiskreditkan Jokowi, apalagi Jokowi berada ditempat teratas dihampir seluruh survey Capres yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Maka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melalui Sekjennya Tjahjo Kumolo angkat bicara. Menurut Tjahjo, PDIP menduga kuat ada Tim Khusus yang dibentuk pesaing-pesaing Jokowi untuk memperburuk citra Jokowi. Tim khusu tersebut sengaja datang ke Solo untuk mencari informasi. Tjahjo mengaku mendapat informasi ada upaya mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemko Solo hanya untuk mencari keburukan Jokowi saat menjadi Walikota Solo. Selain itu ada tim yang yagn bergerak kepada pemilik media untuk mengurangi forsi pemberitaan mengenai Jokowi.
Belakangan ini yang paling getol mendiskreditkan Jokowi adalah politisi-politisi dari Partai Demokrat yang merupakan partai penguasa saat ini. Ruhut Sitompul adalah satu diantara politisi Partai Demokrat yang paling ngotot menganggap Jokowi belum berhasil memimpin Jakarta. Anehnya dasar penilaiannya terkesan dicari-cari dan malah tanpa argumen. Namun tampaknya publik takkan terpengaruh dan kenyataannya memang tak terpengaruh dengan pendapat Ruhut, soalnya penilaian Ruhut merupakan penilaian yang irrasional karena dia menilai dengan otak kirinya. Ditambah lagi publik tahu Ruhut adalah politisi yang memang suka asal cuap, dan kerap mendiskreditkan pemimpin ataupun politisi yang bukan berasal dari Partai Demokrat.

Sejumlah jajaran politisi Partai Demokrat juga tak mau kalah mendiskreditkan Jokowi. Politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengambil kesempatan memanfaatkan maraknya isu penyadapan yang dilakukan beberapa negara terutama dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia untuk mendiskreditkan Jokowi. Ramadhan menuduh Jokowi telah membuka celah bagi Amerika Serikat melakukan aksi penyadapan, dikarenakan Pemprov DKI memberikan Izin Renovasi Gedung Kedubes AS. Menurut Wasekjen partai Demorkat tersebut, dengan pemberian izin itu, Jokowi telah memberikan lampu hijau kepada Amerika Serikat untuk melakukan penyadapan melalui Gedung Kedubes AS. Ternyata tudingan Ramadhan itu, juga tampaknya tak mengurangi kadar apresiasi publik terhadap sosok Jokowi. Malah banyak kecaman ditujukan kepada Wakil Ketua Komisi I DPR RI tersebut. Ramadhan dianggap banyak kalangan terkesan mengada-ada, dan sengaja mendramatisir untuk menjatuhkan pamor Jokowi.

Penguasa nomor satu di Partai Demokrat yakni Susilo Bambang Yudhoyono, juga ikut latah mendiskreditkan Jokowi. Kendati tak sekasar anggotanya, SBY dengan kapasitasnya sebagai Presiden melemparkan tudingan kepada Jokowi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kemacetan yang terjadi di Jakarta dengan dalih desentralisasi. Menurut pengakuan SBY sebagaimana diberitakan bahwa soal macet itu terlontar, karena pertanyaan para Perdana Menteri Negara ASEAN yang membuat SBY merasa tertusuk. Pertanyaan yang terkait dengan keluhan para Perdana Menteri ASEAN tentang kemacetan di Ibukota dan bagaimana solusi dari kemacetan itu. Benar atau tidak ada pertanyaan seperti itu kepada SBY dari para Perdana Menteri ASEAN, yang pasti pernyataan SBY tersebut sangat terkesan ingin menjatuhkan Jokowi. Atas penyataannya itu, SBY pun jadi bulan-bulanan kritikan. SBY dianggap telah lari tanggung jawab sebagai presiden RI.

Selain kalangan dari Partai Demokrat, politisi partai lain pun acap mendiskreditkan Jokowi. Tapi tampaknya kritik terhadap Jokowi umumnya tak mempengaruhi publik untuk ikut mendiskreditkan Jokowi. Umumnya masyarakat menyikapi kritikan tersebut secara fair dan tak berimbas menjadi antipasti terhadap Jokowi. Justru sebaliknya para pengkritik jadi sasaran kecaman.

Jokowi bukanlah sosok pemimpin yang anti kritik, namun sebagian besar kritisi terhadap kinerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang terlontar dari sejumlah kalangan politisi partai yang berbeda partai dengan Jokowi, jelas tak bisa dikatakan sebagai kritik positif, karena kritik yang dilontarkan kesannya jauh dari netralalitas dan jauh dari takaran objektif. Indikasi kuat, kritikan yang terlontar sengaja untuk mendiskreditkan Jokowi, yang mendapat dukungan kuat dari rakyat untuk mencapres di Pilpres 2014 mendatang. Persoalan yang diangkat sebagai bahan kritikan pun sengaja dicari-cari terkait kebijakan Jokowi. Untungnya, publik bisa menilai bahwa isu yang dilontarkan para pengkritik, tidak seperti kenyataannya. Akhirnya kritikan-kritikan itu tak berefektivitas dan tak berimbas terhadap citra Jokowi selaku pemimpin yang dikenal merakyat. Kritikan-kritikan tersebut pun tak bisa menjadi senjata ampuh untuk mengganjal ataupun mengganggu elektabilitas Jokowi sebagai sosok dianggap sebagai bakal capres terkuat. Jadi tak salah jika kritikan-kritikan dari politisi tersebut dinilai sebagai trik-trik murahan mendiskreditkan Jokowi. Salah satu kehebatan Jokowi dalam menyikapi serangan lawan politik yang berusaha memperburuk citranya, adalah ketenangannya dan tak terlihat terpengaruh. Yang jelas Jokowi mengaku tak terlalu memikirkannya.

Source : politik.kompasiana.com




No comments:

Post a Comment