Latest News

Sunday, September 29, 2013

Hak Monopoli James Riady

Foke: �Saya tidak menangis, saya pilek...�



Setelah resmi melepas jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 7 Oktober 2012, Fauzi Bowo atau akrab disapa Foke masih enggan mengungkapkan aktivitas apa yang akan dijalankannya. Foke terlihat legowo dengan kekalahannya di putaran kedua Pemilukada DKI Jakarta, 20 September lalu. Kabar bahwa Foke akan memperoleh kursi jabatan sebagai menteri juga telah dibantah pihak Istana, lalu seperti apa nasib Foke ke depan?

Pergulatan antara Foke sapaan Fauzi Bowo dan Joko Widodo atau Jokowi  untuk memenangkan pilihan suara warga DKI Jakarta sebagai Gubernur terpilih Ibukota  telah dimenangkan oleh Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Tanggal 7 Oktober 2012 merupakan hari terakhir Foke pemimpin Ibukota. Di kalangan terbatas, beredar kabar menyebutkan bahwa Foke akan menjadi Menteri Perhubungan di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di mana SBY akan kembali melakukan reshuffle bulan Oktober ini. Mengenai isu tersebut.

Setelah acara �Perkenalan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Provinsi DKI Jakarta Periode 2012-2017� pada tanggal 5 Oktober 2012 di Balai Agung Pemda DKI beberapa waktu lalu, terlihat Foke bersalaman untuk berpamitan dengan jajaran birokrat Pemerintahan Provinsi DKI dari Sekda sampai Camat. Setelah itu Foke langsung meninggalkan Jokowi yang masih saja dikerubuti oleh wartawan.

Ketika meninggalkan Jokowi dari mimbar, Foke terlihat sedih dan meneteskan air mata yang di lap dengan saputangannya. �Jangan diambil Mas, jangan diambil gambarnya,� ucap ajudan yang mengawal Foke sampai keluar Balai Agung. Dalam perjalanan keluar dari Balai Agung, pengunjung yang masih berdiri di sisi pintu berbisik ketika melihat Foke menangis. �Nangis� Nangis,� bisiknya.

Saat ditanya awak media mengenai kesedihannya, Foke membantah ia menangis usai menerima kunjungan Jokowi-Basuki di Balai Kota. Pria berkumis ini menegaskan agar jangan menebar fitnah. �Kata siapa saya nangis? Orang gua pilek, Anda jangan fitnah, bikin news yang nggak-nggak. Nanti saya keramasin di depan sana, orang kumisan nggak ada nangis,� ujar Foke sambil mengangkat jari telunjuknya.

Mengenai agenda ke depan setelah tidak lagi menjabat sebagai orang nomor satu di Jakarta, Foke menjawab dengan santai dan tegas. �Kita lihat nanti aja,� ujarnya. Foke pun menambahkan bahwa dia tidak akan ke mana-mana dan akan terus memberikan kontribusinya untuk kemajuan Jakarta. �Saya kan orang Jakarta saya tidak akan pergi ke mana-mana, saya akan tetap memberikan kontribusi saya kepada Jakarta,� terangnya kepada The Politic. Terkait akan dipilihnya Foke sebagai salah satu menteri di Kabinet Indonesia bersatu, Foke mengatakan, �Tau dari mana, ah nggak tau. Saya nggak mau komentar tentang itu,� jelasnya singkat. Terkait kabar tersebut, pihak Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrian Pasha membantah bahwa Foke akan mendapatkan kursi menteri pada reshuffle Oktober ini. �Saya belum pernah mendapat info itu,� tegasnya.

Kabar mengenai Foke akan dipilih menjadi menteri juga beredar di lingkungan DPR. Wasekjen Patai Demokrat, Ramadhan Pohan di DPR mengatakan jika pasca tidak kembali terpilih karir Foke tidak akan habis. Partai Demokrat menilai Foke layak menjadi menteri bidang transportasi. �Karir politik Foke tidak akan mati, minimal jadi menteri mendatang masih laku,� jelas Ramadhan. Menurutnya, Foke cukup baik memimpin birokrasi misalnya di Kementrian Perhubungan.

Kekalahan Foke-Nara pada Pilkada DKI Jakarta putaran dua ini tentu juga membuat pendukungnya merasakan kekecewaan. Khususnya Partai Demokrat yang mengusung pasangan Foke-Nara dan kabarnya mengucurkan dana hingga Rp 1 triliun untuk  mendukung Foke-Nara di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Namun kabarnya dana tersebut didapat bukan saja dari kas Partai Demokrat tetapi juga dari kalangan pengusaha properti besar di Jakarta. Kedekatan Foke dengan kalangan pengusaha memang bukan rahasia lagi. Beberapa waktu lalu The Politic memuat berita mengenai  perusahaan-perusahaan pengembang nakal yang memilih untuk mendukung Foke dan menyumbang dana kampanye Foke pada Pemilukada DKI 2012, daripada harus membayar kewajiban menyediakan fasilitas umum dan social yang nilainya cukup besar, agar bisa mendapatkan privilege atau keringanan. Foke pada saat itu mengatakan bahwa pihak Pemprov DKI akan terus melakukan penagihan dan membantah bahwa ia disokong oleh para pengembang tersebut.

Salah satu pengusaha yang kabarnya juga menjalin kedekatan dengan Foke adalah James Riyadi, pengusaha properti papan atas dari Lippo Group. Kabarnya James Riyadi memperoleh hal monopoli untuk membangun Rumah Sakit di Jakarta dari Foke. Seperti diketahui kekayaan James Riady saat ini banyak digunakan untuk membangun gedung-gedung Rumah Sakit dengan alasan kemanusiaan. Selain Rumah Sakit khusus kanker, MRCCC Siloam Semanggi, Lippo Group memiliki enam Rumah Sakit lagi di Indonesia dan berencana membangun 30 Rumah Sakit dalam sepuluh tahun ke depan. Rumah Sakit yang akan dibangun mengakomodir hingga kalangan menengah ke bawah.

Lippo Group sudah masuk ke bisnis Rumah Sakit sejak  1996. Langkah Lippo ini diikuti oleh pengusaha besar lainnya seperti Kalbe, Sinar Mas, Ciputra, Mayapada dan Sahid Sahirman. Sedangkan di luar grup properti yang bergerak di bidang Rumah Sakit dan menjadi besar di core business-nya antara lain Mitra Keluarga, Premier, Bunda dan lainnya. Di tahun 2012 ini Lippo Group juga akan menambah 8 Rumah Sakit lagi menjadi 15 Rumah Sakit dengan anggaran sebesar US$150 juta untuk ekspansi di bisnis Rumah Sakit ini.

Untuk mengonfirmasi kebenaran mengenai hak monopoli yang diperoleh James Riyadi untuk membangun Rumah Sakit di Jakarta, Foke enggan berkomentar dan justru tampak marah ketika ditanya The Politic. Ngapain sih loe tanya-tanya itu,� ketusnya. Begitu juga James Riyadi tidak merespon surat yang dikirim langsung ke kantornya di Tangerang pada Jumat (28/9) oleh The Politic.

Seperti diketahui James Riyadi sering beraktivitas menggunakan helikopter, begitu pula dari pengamatan The Politic di gedung anak perusahaan Lippo Group yang bergerak di bidang media di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan. Helikopter milik James Riyadi kerap mengudara di atas kawasan Gatot Subroto, Jakarta sekitar pukul 10.00 WIB menuju gedung Rumah Sakit MRCCC Siloam di Lippo Karawaci Tangerang. James Riady juga kerap mendatangi tempat-tempat yang ia kunjungi dengan menggunakan helikopter pribadinya, termasuk ke acara-acara seminar. Pada Jumat siang (28/9) juga tampak sebuah helikopter sedang bertengger tak jauh dari kantor James Riady di Menara Matahari, Lippo Karawaci, Tangerang. Menurut pengakuan salah seorang pegawai di kantornya, James Riady memang memiliki helikopter lebih dari satu unit untuk membantu aktivitasnya. Iqbal, Sopan, Leonina, Santo

 Foke  Sibuk Berpamitan

Sebelum melepas jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Fauzi Bowo terlihat sibuk berpamitan dengan warga Jakarta. Seperti terlihat pada acara peletakan batu pertama pembangunan Gerja Santo Maria Vianney, Bambu Apus, Jakarta Timur pada Selasa (25/09). Masih pada hari yang sama, Foke menyempatkan diri berpamitan kepada seluruh jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan Kota (Pemkot) Jakarta Timur. Pada kesempatan tersebut hadir Walikota Jakarta Timur, Murdani dan para lurah. Suasana haru dan linangan air mata membanjiri perpisahan Foke dengan jajaran aparatur Pemkot Jakarta Timur. Namun Foke meminta para birokrat untuk tidak larut dalam kesedihan. Ia menghimbau agar tetap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan meneruskan program pembangunan yang belum tuntas. Selain itu, Foke meminta agar menyatukan kekuatan membangun kota Jakarta dan melepas sifat egosentris.

Walaupun tidak menjabat lagi, Foke mengatakan akan tetap di Jakarta. �Hari ini saya pamitan pada jajaran Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur. Saya juga tidak akan pulang kampung, karena kampung saya di sini. Sebab ini bukan perpisahan. Sehingga masih banyak kesempatan untuk bertemu. Kalau bertemu jangan lupa sama Bang Kumis," ujar Foke

Kenangan. 
Dalam kesempatan tersebut Foke mengaku telah banyak kenangan dengan aparatur pemerintahan di Jakarta Timur. Mulai dari pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT), Koridor XI Transjakarta, dan lainnya. Foke pun mengingat kenangan dengan Premilasari, Camat Pasar Rebo ketika meninjau banjir hingga pukul 03.00 WIB. Premilasari yang tak henti-hentinya meneteskan air mata mengatakan bahwa peninjauan banjir itu merupakan kenangan tak terlupakan bersama Foke. �Saya sangat sedih karena memang banyak kenangan bersama beliau. Jam 01.00 dan 02.00 WIB saya sering diajak untuk meninjau banjir,� ucapnya.

Foke juga menyempatkan diri mendatangi kantor Pemprov Jakarta Selatan. Dalam kesempatannya, Foke meminta program-program yang telah baik dijalankan agar tetap diteruskan dan dikembangkan di periode kepemimpinan Gubernur yang baru nantinya.

Hari berikutnya, Rabu, (26/09) Foke mengunjungi Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat. Namun, dalam kunjungannya di Pemkot Jakarta Barat berlangsung tertutup selama satu jam. Foke kemudian bertolak ke kantor Wali Kota Jakarta Utara di Jl. Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk berpamitan. Dalam kunjunganannya ke kantor Wali Kota Jakarta Utara ini, Foke mengklaim pemerintahannya telah berhasil. Dalam pidatonya, dia mengatakan hasil Pemilu ini tidak ada kaitannya dengan hasil kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Foke juga mengatakan anggaran Provinsi DKI Jakarta tahun 2008 sebesar Rp 20 triliun dan 2013 menjadi sebesar Rp 45,3 triliun. Hal ini menunjukkan kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baik berdasarkan audit Badan Pengawas Keuangan (BPK). Foke juga mengklaim pendapatan per kapita DKI Jakarta merupakan yang tertinggi di Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan Jakarta semakin sejahtera.

Senin (1/10) merupakan rapat pimpinan (rapim) terakhir yang digelar Foke dengan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Kepala Dinas di Balaikota DKI Jakarta. Foke mengatakan selama menjabat, orang-orang di dalam pemerintahannya merupakan orang-orang yang terpilih melalui kriteria profesionalisme dan tidak berdasarkan yang lain-lain. �Saya percaya bahwa teman-teman yang saya pilih berdasarkan kriteria profesionalisme, bukan karena suka atau tidak suka,� kata Foke.

Usai Rapim, Foke bersama pimpinan SKPD mengikuti sesi foto bersama. Tampak Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Fadjar Panjaitan, Kepala Bappeda Sarwo Handayani, Asisten Bidang Kesejahteraan Masyarakat Mara Oloan Siregar, Asisten Bidang Pemerintahan Sylviana Murni, Asisten Bidang Perekonomian Hasan Basri, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Masyarakat Sugiyanta, Asisten Bidang Pembangunan Wiryatmoko, dan beberapa lainnya. Ikbal, Leonina , Sopan

Sumber: Tabloid The Politic Edisi 25

No comments:

Post a Comment